RIVIEW EKSISTENSI “PASAR SEMAWIS” SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI REVITALISASI KAWASAN PECINAN SEMARANG

Sebelum ada program Revitalisasi sebagai kawasan wisata budaya, kawasan Pecinan Semarang merupakan kawasan yang relatif tidak punya gaung, mengingat kawasan ini sudah lama ditinggalkan oleh sebagian penduduknya. Kawasan ini sering disebut orang sebagai kawasan tua (dihuni orang-orang yang berusia lanjut) aktivitas perdagangan eceran dan grosir yang relatif sepi. Secara adnimistrasi kawasan pecinan berada di kelurahan kranggan, kecamatan semarang tengah. Pendudukan kawasan ini mayoritas mata pencarian sebagai pedagang dan pengusaha.
Revitalisasi merupakan salah satu jenis pelestarian  dengan mengadaptasikan bangunan lama yang sudah tidak praktis lagi untuk  melayani penggunaan baru dan pada saat yang sama mempertahankan bentuk karakteristik orisinilnya (Budiharjo, 2004). Upaya revitalisasi kawasan lama bukan hanya sekedar usaha melestarikan bangunan, tapi juga merupakan usaha menghidupkan ekonnomi kawasan yang mengalami kemunduran (Cohen, dalam Budiharjo, 2004).
Pasar Semawis yang berada di daerah Pecinan Semarang awalnya adalah pasar malam yang diadakan beberapa hari menjelang perayaan Imlek tahun 2004. penyelenggarannya dimungkinakan karena pada saat itu Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 yang melarang perayaan kebudayaan Tionghoa. pencabutan yang menandai era keterbukaan budaya ini disambut sangat antusias oleh warga Tionghoa di Semarang.
Permasalahan Umum Kawasan Urban yang perlu direvitalisasi:
·         Matinya aktivitas ekonomi yaitu adanya kondisi kawasan yang aktivitas ekonominya tidak mampu berkembang atau cenderung memberuk.
·         Menurunnya kualitas spasial dan fisik bangunan yaitu matinya aktifitas ekonomi kawasan akibat banyaknya bangunan-bangunan tua yang tidak dipergunakan atau area-area yang dibiarkan terlantar.
·         Buruknya citra kawasan yaitu suatu kawasan urban seringkali ditinggalkan dan tidak diminati oleh para pelaku ekonomi dikarenakan citranya buruk sebagai sebuah kawasan.
·         Tidak memadai infrastruktuk kawasan.
Selama ini upaya yang dilakukan lebih banyak menyoroti upaya pengembangan kawasan sebagai kawasan wisata, perubahan struktur morfologi dan arsitektur bangunan. upaya revitalisasi kemudian berkembang menjadi komditas prospektif yang hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi pihak tertentu khususnya pengusaha pariwisata dan pemerintah daerah. Hal ini menimbulkan kolusi kepentingan ekonomi yang bersifat jangka pendek dan merusak kearifan local yang memunculkan banyak persoalan karena adanya perbedaan  antara harapan masyarakat dan kenyataan dalam upaya revitalisasi. Kondisi ini juga menyebabkan munculnya konflik aktifitas yang berdimensi ruang dan waktu yang pada akhirnya memunculkan respon negative warga masyarakat  yang berupa penolakan warga terhadap upaya revitalisasi (Ma and Fulong, 2005).
Ada beberapa strategi pembangunan yang bisa dijadikan studi kasus dalam kesuksesan merevitalisasi suatu kawasan urban (Lu Junhua and Daniel Benjamin Abrason, 1997) antara lain:
·         Tersedianya inisiatif politik yang kuat dari pemerintah dalam mendorong percepatan proses revitalisasi.
·         Dibentuknya suatu badan pengelola kawasan yang akan direvitalisasi diaman anggotanya terdiri dari para pemangku kepentinggan.
·         Memiliki suatu strategi identitas ekonommi yang unik yang bisa bersaing dengan kawasan-kawasan urban lainnya.
·         Memiliki konsep pengembangan kawasan campuran yang terpadu.
·         Memiliki strategi pertahanan yang pragmatis.

Pemerintah kota Semarang nampaknya cukup serius dalam menata pusat lokasi wisata kuliner malam hari ini, bisa dilihat dari pemilihan pedagang yang bisa membuka stand di Pasar Semawis dan penataan tenda atau warung penjual makanan terletak di sisi sebalah kanan, deretan kursi dan meja makan letakkan di sisi sebelah kiri dengan menyisakan jalanan pengunjung ditengah-tengah.
Revitalisasi kawasan Pecinan Semarang hendaknya dibaca sebagai sebuah upaya menghidupkan kembali kawasan Pecinan yang notabene mempunyai kekhasan etnis. Upaya revitalisasi juga mempunyai tujuan menghidupkan kawasan pecitan sekaligus sebagai tujuan wisata seperti halnya yang sudah digagas di bebera Negara lain seperti Singapura, Australia, Malaysia dan sebagainya. Salah satu upaya mengisi revitalisasi kawasan Pecinan Semarang adalah dengan memberikan stimuli kegiatan yang diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan, daya tarik tesebut adalah Pasar Semawis.
sumber:
Purwanto, Edi. 2010. “Eksistensi Pasar Semawis Sebagai Salah Satu Strategi Revitalisasi Kawasan Pecinan Semarang,” dalam jurnal Teknik. Vol. 31. No. 2 Oktober. hlm 90 s.d 96. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

0 komentar: